Renungan Sanjeev Kumar Sharma
Let Us Pray To Lord
Jumat, 17 Oktober 2014
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Kasih Karunia Tuhan
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Kasih Karunia Tuhan: Semua orang mengharapkan menerima Kasih KaruniaTuhan –> pemberian Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya.Dalam Kasih Karunia itu membut...
Kamis, 16 Oktober 2014
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Menikah Untuk Mengasihi
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Menikah Untuk Mengasihi: Tanggung jawab utama suami dalam keluarga Kristen adalah mengasihi istrinya. Ini dinyatakan beberapa kali dalam Alkitab. Dalam satu bagi...
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Control Our Destiny
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Control Our Destiny: If you had a dollar for every wrong prediction about the end of the world and laid them end to end - well, let's just say you'd ...
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Where There's Life, There's Hope
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Where There's Life, There's Hope: Where there's life, there's hope. " So goes the old saying. One can never predict how we will respond in a crisis, and there...
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Paulus Dalam Alkitab
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Paulus Dalam Alkitab: 2 Petrus 3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya [Paulus], apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya it...
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Pertangung Jawaban Iman
Renungan Sanjeev Kumar Sharma: Pertangung Jawaban Iman: Ada suatu penyakit yang menjangkiti jiwa manusia , yaitu tidak bertanggung jawab—khususnya untuk kehidupan iman. Seseorang bisa bertanggu...
Kamis, 20 Maret 2014
Kasih Karunia Tuhan
Semua orang mengharapkan menerima Kasih KaruniaTuhan –> pemberian Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya.Dalam Kasih Karunia
itu membutuhkan tanggung jawab atau bagian kita. Kasih Karunia Tuhan itu bukan
meninabobok kan kita.
Apa yang dimaksud kasih Karunia itu? Kasih Karunia
apa yang Saudara nantikan?
Waktu kita mengharapkan menerima atau menantikan
“kasih Karunia”, ternyata ada sesuatu yang harus kita lakukan ketika kita
berada dalam “kasih karunia” itu. LHO memangnya KASIH KARUNIA à itu ada berapa
bentuknya?
Ini penting kita ketahui supaya penantian dan
pengharapan kita tidak sia-sia.
Definisi KBBI: “Kasih Karunia” = kata benda. kasih;
belas kasih:emberian atau anugerah dari yg lebih tinggi kedudukannya kepada yang
lebih rendah:
1. Kasih Karunia Sarana –> Kasih Karunia yang meminta kita mentaatinya atau kita hidup di
dalamnya atau memakainya –> dalam hidup kita.
Firman Tuhan –> Alkitab adalah Pemberian Tuhan
yang sangat berguna bagi hidup kita. Di INSPIRASIKAN – DIWAHYUKAN – DIBUKAKAN –
DITEGUHKAN (2 Timotius. 3:16)
Persekutuan Orang Percaya (bandgkn: di daerah-daerah
tertentu) –>untuk saling membangun dan menyempurnakan bagi kedatangan Tuhan Yesus kedua (Ibrani. 10:25)
Gereja Lokal (Amsal. 12:26) –> tempat
penggembalaan; Cari firman. Yohanes. 21:25 –> Petrus diperintahkan untuk menggembalakan domba
Tuhan Yesus) Karunia –>Kemampuan Ilahi yang Tuhan berikan ketika seseorang menjadi
percaya (1 Korintus. 12)
Pelayanan (2 Korintus. 4:7) –>seperti Harta yang mulia
ditaruh dalam bejana tanah liat (apa ini bukan Kasih Karunia)
Orang pada waktu tertentu harus masuk dalam tingkat
ini –>sebagai wujud kedewasaan rohaninya
Pelayanan ini adalah sebagai wadah kita
mempraktekkan Karunia Tuhan dan kita membagikan hidup kita Orang yang
membagikan hidup –>akan beroleh hidup. Upah menantikannya.
Kasih Karunia Sarana ini –> Tuhan berikan dan
sediakan bagi kita UNTUK kebaikan kita di bumi ini.
Kasih Karunia Sarana ini –>adalah Kasih Karunia
yang akan membuat kita menerima atau mengalami Kasih Karunia bentuk lainnya.
Kasih Karunia bentuk lainnya adalah:
Kasih Karunia manfaat à Kasih Karunia yang kita peroleh
ketika kita hidup atau menjalani Kasih Karunia Sarana –> sebagai reward
a.
Keselamatan
b.
Belas Kasih Tuhan
c.
Pemeliharaan Tuhan
d.
Pertolongan Tuhan, dll
Ada pernyataan: “Kasih Karunia itu Gratis! “–>ini
perlu diingat bahwa Kasih Karunia itu Kondisional! (Ulangan. 28) –>penyediaannya
Gratis, tapi untuk menerimanya perlu Kondisi yang memungkinkan!
Kita akan menerima Kasih Karunia Manfaat –>kalau
sikap kita benar terhadap Kasih Karunia Sarana
EMPAT TIPE TANGGAPAN ORANG TERHADAP KASIH KARUNIA
1. Kata “melarikan diri” (hustereo) ini mempunyai
empat pengertian –>yang ternyata pengertian itu adalah tahapan sikap orang
terhadap Kasih karunia.
2. Orang yang lari dari kasih karunia itu adalah
tahap akhir dari sikapnya terhadap Kasih Karunia –>ada proses atau kondisi
sebelumnya dari orang tersebut.
3. Tahap yang pertama akan mengakibatkan Tahap yang
kedua –>ini seperti mata rantai atau anak tangga.
1. Mantap; konstan dalam upaya untuk mencapai apa
yang dilakukan;penuh perhatian, kerja keras, bukan diam atau lalai.
2. Mantap diterapkan; dituntut dengan perawatan dan
upaya konstan; hati, rajin melakukan pencarian.
Kurang Cerdas = lamban –>kelambanan membuat kita
tidak tahu: apa Tuhan kehendaki, kebenaran yang didepan kita, kesempatan yang
Tuhan buka di hadapan kita.
Adalah akibat pertama dari orang tidak cerdas dalam
kasih karunia. Orang ini akan jarang mengalami pertolongan, penyediaan Tuhan. Hati orang seperti ini akan menjadi tawar dan muncul
akar pahit àmulai punya pikiran: tidak Tuhan2an / rohani2an / gereja2an.
Orang yang berada pada tahap ini –>dampaknya
bukan berhenti pada diri sendiri tapi ke lingkungan (ay. 15a) à orang itu akan
menjadi trouble maker bagi orang disekitarnya (Contoh Yunus ketika lari)
Kepahitan terhadap hal rohani atau kepada Tuhan à
itu menular
Orang tersebut –>mungkin masih berada di gereja
atau melakukan aktifitas rohani, tapi dia kehilangan hati dalam melakukannya. Orang
seperti ini terhilang di dalam.
Orang pada tahap ini –>jelas terlihat dari luar /
orang lain bisa melihat. Mereka tidak lagi membaca/merenungkan FIRMAN TUHAN dan tidak
lagi datang ke gereja, persekutuan dan tidak lagi melayani.
PENUTUP
Ada banyak orang yang hidupnya tidak mengalami Kasih
Karunia yang mereka dambakan dan yang seharusnya dia terima–> karena Tuhan
sudah sediakan.
Punyai sikap yang benar terhadap kasih karunia
–>yaitu dengan cerdas, tanggap dan aktif dalam kasih karunia. (Kerjakankeselamatanmu dengan takut dan gentar, Filipi 2:12)
Pakai semua KASIH KARUNIA SARANA yang sudah Tuhan
sediakan bagi kita?
Selasa, 28 Januari 2014
Menikah Untuk Mengasihi
Tanggung jawab utama suami dalam keluarga Kristen
adalah mengasihi istrinya. Ini dinyatakan beberapa kali dalam Alkitab. Dalam
satu bagian Alkitab, isteri diperintahkan untuk mengasihi suaminya. Walau acuan ini
menunjukan bahwa mereka diharapkan menciptakan suasana kasih dalam rumah,
tanggung jawab utama mereka dinyatakan dalam ayat berikut, dimana mereka
dinasihati untuk taat pada suami mereka. Ketaatan meliputi tunduk dan
subordination. Kata yang digunakan untuk tanggung jawab istri tidak kurang dari
6 kali dalam PB
Kita telah membahas kepemimpinan dan urutan otoritas
dari Tuhan dalam rumah, tapi sekarang kita ini mengaplikasikan itu pada istri,
karena taat merupakan tugas utamanya.
“Hai isteri,
tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan.” Para wanita, ketaatan pada
suami merupakan ketaatan pada Tuhan, karena Tuhan memerintahkan anda melakukan
itu! Jika anda tidak bisa menemukan itu untuk taat pada suami, lakukan untuk
Tuhan. Tuhan mengasihi anda dengan kasih yang sempurna. Responi kasihNya dengan
tunduk pada suamimu.
“Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada
Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.” Ketiga
kata “dalam segala sesuatu” bukankah terlalu luas? Ketaatan tidak hanya
dipraktekan saat anda ingin melakukan itu, atau saat anda dengan sepenuh hati
setuju dengan suami anda, atau saat dia memperlakukan anda dengan kasih
Kristus, tapi dalam segala sesuatu! Alkitab tidak membatasi ketaatanmu atas
kasihnya, demikian juga dengan ketaatanmu. Anda harus bertanggung jawab pada
Tuhan atas tindakan anda, dan tidak ada alasan untuk ketidaktaatan atas
FirmanNya yang diterima.
“Tapi suami saya tidak pernah mempertimbangkan
perasaan saya. Saya harus mempertahankan hak saya.”
Bukankah mempertengkarkanFirman dan hikmat Tuhan yang Maha Tahu? Apakah anda berpikir Dia tidak tahu
tentang keadaanmu saat Dia menulis FirmanNya? Dia berkata bahwa anda harus
tunduk pada suami dalam segala hal. Dia pasti tahu ini yang terbaik bagi anda,
atau Dia tidak pernah meminta anda melakukannya. Serahkan diri anda kepadaNya;
katakan padaNya bahwa anda ingin menjadi pasangan yang taat. Ketaatan pada
perintahnya sangat memuliakan Tuhan.
“Tapi suami saya seperti ubur-ubur. Dia bisa membuat
Charlie Brown seperti Rock of Gibraltar. Bagaimana saya bisa tunduk dan
bergantung padanya?”
Coba! Coba tunduk padanya seperti pada Tuhan dalam segala
hal. Taat pada Firman dan percayakan akibatnya pada Tuhan! Hormati penilaian
suami anda saat dia harus membuat keputusan. Nyatakan kepercayaan pada
kemampuannya daripada melangkahinya, mengejek dan merendahkannya atau
membandingkan dia dengan pria lain. Katakan padanya bahwa anda pikir dia yang
terbaik, dan anda bersyukur pada Tuhan untuk memberikan dia dalam memimpin.
Lihatlha Tuhan menggunakan prilaku anda itu untuk membuat dia jadi pria, pria
yang sesuai kehendak Tuhan.
Seperti yang sudah Tuhan rencanakan bahwa kasihsuami untuk memenuhi kebutuhan istri, juga dia merencanakan ketaatan istri
untuk memenuhi kebutuhan suami. Walau nature seorang wanita adalah bergantung,
seorang pria merasakan dorongan untuk memimpin. Tidak masalah apa yang dia
katakan atau lakukan, dia marah terhadap setiap taktik yang digunakan istri
untuk mendominasi atau memanipulasinya. Lebih jauh, seorang pemimpin harus
memiliki respek dan diakui, dan itulah maksud Tuhan untuk disediakan oleh
istri. “isteri hendaklah menghormati suaminya.” Tuhan membuat suami untuk
memimpin; istri harus membiarkan dia memimpin, memperlakukannya seperti seorang
pemimpin diperlakukan.
Mencari penghasilan bukan hal mudah dalam dunia kita
yang penuh persaingan. Suami harus menghadapi frustrasi, putus asa, dan
kemunduran. Sebagian orang mengambil keuntungan darinya, menipunya, dan
memperlakukan dia dengan tidak adil.
Orang lain mengkritiknya atau mencelanya.
Dia perlu seseorang untuk menguatkan dia, menghargai dia, percaya padanya, dan
menghormatinya—dan itulah alasan Tuhan memberikan dia istri! Dia mampu
menanggung lebih banyak kesulitan dalam dunia kerja jika dia tahu ada seorang
istri dirumah yang mengaggumi dia, percaya, dan mendukungnya, apapun yang
terjadi. Jika dia mendapat perlakuan yang sama dirumah seperti ditempat kerja,
dia cenderung untuk melarikan diri dan membawa ketidak bahagiaan. Tapi
pemikiran adanya pasangan yang mengaggumi dan menguatkan dia akan mendekatkan
dia kerumah seperti magnet.
Beberapa mungkin berpikir, “Masalah ketaatan ini
bisa terjadi jika suami anda seorang Kristen, tapi saya tidak.” Pesan utama
Alkitab tentang pembahasan ini ada dalam 1 Peterus 3. Ini ditulis untuk semua
istri, tapi ada perintah khusus bagi mereka dengan suami yang belum selamat:
“Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika
ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan
dimenangkan oleh kelakuan isterinya.” Pemunculan kedua dari kata dalam ayat ini
tidak memiliki sesuatu mendahuluinya dalam teks Yunani. Itu tidak menunjuk pada
Firman Tuhan, seperti yang pertama, tapi setiap perkataan, seperti omelan! Ini
merupakan penyingkapan yang luar biasa.
Tuhan berkata bahwa ketaatan istri merupakan
kunci memenangkan suami yang belum percaya kepada Kristus. Dia tidak harus
terus menyuruh kegereja. Dia tidak berkotbah pada suaminya. Dia tidak
membacakan Alkitab padanya. Dia hanya diminta untuk tunduk pada suaminya—dengan
sukarela, sukacita, dan penuh kasih. Tuhan menggunakan prilakunya, untuk
memenangkan suaminya bagi Kristus.
Setelah saya membagikan konsep ini dalam kelas
Alkitab pagi, saya memperhatikan satu orang wanita menghilang untuk beberapa
minggu kemudian. Melalui bertanya, saya mengetahui bahwa suaminya kesal dengan
aktifitas Kristennya yang terlalu banyak, yang sebenarnya ingin dia ada dirumah
dan melakukan tugas rumah tangganya. Setelah mendengar apa yang diajarkan
Alkitab tentang hal ini, dia memutuskan untuk tunduk padanya walau mengorbankan
aktifitas kerohaniannya yang disukainya. Tidak lama kemudian suaminya yang
tidak terlalu tertarik tentang Tuhan, percaya Kristus sebagai Juruselamatnya
dan mulai pergi gereja dengan istrinya untuk mendengar Firman Tuhan. Suaminya
juga mengijinkannya kembali kekelas Alkitab. Akibat dari tunduk kepada kehendak
Tuhan selalu menguntungkan kita!
“Tapi bagaimana jiwa suami meminta saya melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan?” Ini satu-satunya pengecualian
yang bisa saya temukan terhadap kata “dalam segala sesuatu” Efesus 5:24. Petrus
yang memerintahkan istri Kristen untuk tunduk pada suami yang belum percaya.
Petrus juga yang memerintahkan untuk mentaati hukum pemerintahan. Saat Petrus
ditegur karena memberitakan Kristus, dia menjawab, “Kita harus mentaati Tuhan
daripada manusia!”
Pemikiran yang sama dengan surat Paulus pada jemaat
Kolose. “Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di
dalam Tuhan.” Maksud dasar disini adalah istri harus tunduk pada suami karena
inilah yang seharusnya bagi wanita yang mengenal Tuhan. Tapi kata itu juga bisa
berarti bahwa ketaatan hanya pada wilayah yang dikehendaki Tuhan. Jika ketaatan
pada suami merupakan ketaatan pada Tuhan seperti dinyatakan Efesus 5:22, maka
itu diatur oleh otoritas Firman Tuhan. Sebagai contoh, jika seorang suami
meminta istri Kristennya untuk ikut serta dalam pesta yang tidak baik, dia
harus menolak, karena aktifitas ini jelas berlawanan dengan kehendak Tuhan.
Ketaatan terhadap hal yang tidak terhormat akan menyebabkan suami yang belum
selamat memandang rendah istrinya yang Kristen, dan menjauhkan dia dari
Kristus.
Bagaimana dengan pergi kegereja?
Alkitabmemerintahkan orang percaya untuk berkumpul bersama, tapi tidak dikatakan
berapa sering. Seorang istri Kristen mungkin memiliki keinginan kegereja yang
tepat kapanpun pintu dibuka, tapi karena dia tunduk pada suaminya, dia hanya
kegereja saat dia mengijinkannya, tunduk dengan sukarela kepadanya saat
suaminya tidak memberikan hak istimewa itu. Dia menyatakan pada suami bahwa dia
ingin menyenangkannya. Kemudian dia akan menemukan kekuatan untun menopang
prilakunya melalui hubungan pribadi dengan Kristus. Dia akan memberikan hikmat
untuk setiap situasi baru yang muncul.
Dilihat dari Firman Tuhan, ketaatan bukan perbudakan
yang harus dilakukan istri. Itu bukan kehilangan kepribadian dan
individualitas. Ketaatan sejati merupakan suatu kreatifitas dan tantangan
seorang wanita dalam menyenangkan suaminya bahwa dia menghormati, mengaggumi,
dan bergantung padanya. Itu membutuhkan kematian semua kesombongan dan
penghancuran semua motivasi yang egois. Itu berarti bahwa istri menjadi lebih
tertarik terhadap kebutuhan suami daripada dirinya. Itu berarti dia berhenti
bertanya, “berapa jauh saya bisa tunduk pada suami.” Sebaliknya mulai bertanya,
“berapa jauh saya bisa terus tanpa tidak mentaati Tuhanku?” Ini mungkin
membutuhkan perubahan total prilaku istri terhadap suaminya, tapi Tuhan akan
menolongnya jika dia memintaNya. Doanya akan, “Tuhan, berikan aku keinginan
sederhana dan tidak egois untuk dipimpin suami saya saat saya dipimpin oleh Mu,
dan kemudian membawa kemuliaan bagi namaMu.”
Sekarang lihat beberapa hal yang Tuhan ingin setiapistri Kristen tahu, apakah suaminya seorang percaya atau tidak.
“Perhiasanmu
janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai
perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi
perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak
binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat
berharga di mata Allah.” Dari kata Yunani diterjemahkan “keindahan diluar” kita
mendapat kata “cosmetic,” menandakan suatu yang indah. Firman Tuhan mengatakan
wanita Kristen bagaiamana jadi cantik. Jika mereka mengikuti nasihat ini,
mereka akan menyelamatkan diri dari biaya besar! Petrus berkata bahwa
kecantikan tidak hanya dari luar, seperti gaya rambut, perhiasan, dan baju,
tapi dari hati. Dia tidak mengatakan bahwa seorang wanita Kristen harus kotor
atau tidak memperhatikan penampilan, tapi menyatakan bahwa keindahan sejati
adalah sesuatu yang lebih dalam dari kulit atau perawatan kulit!
Para wanita perlu memperlajari hal ini. Sebagian
mungkin berpikir Tuhan memberikan suami untuk membelikan mereka semua yang hati
mereka inginkan. Mereka mendorong suami mereka untuk menghasilkan lebih banyak
uang agar mereka bisa membeli pakaian dan perhiasan dan merapikan rambut mereka
lebih sering, dan mengaggumkan orang dengan kecantikan dan status social
mereka! Mereka menggunakan suami mereka untuk memuaskan kesombongan dan
keinginan akan materi. Seorang wanita seperti ini biasanya menghancurkan
suaminya atau membawa suami pada orang lain yang mengasihi dirinya sebagaimana
adanya.
Sesuatu yang tidak pernah usang adalah "roh yang
lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.” “Lemah lembut”
artinya penuh kasih, pengertian, mau menyerahkan hak pribadi. “tentram” berarti
tenang, damai, tidak terganggu. Suatu roh yang lemah lembut dan tentram
merupakan suatu yang berharga dimata Tuhan, suatu nilai yang tinggi. Tapi jika
percakapan saya dengan para suami Kristen menunjukan daya tarik ini tidak ada
diantara wanita pada umumnya—bahkan wanita Kristen.
Kita sering mendapatkan omelan, keluhan, komplain,dan kemuraman—bukan daya tarik wanita Kristen! “Tapi” protes beberapa orang,
“anda mengatakan diawal bab bahwa fisik kita yang menyebabkan kita secara emosi
lemah dan murung.” Benar, tapi semua kemurungan bisa dihasilkan kimia.
Sebenarnya, itu berasal dari penolakan dalam hidup seseorang untuk turun tahta
dan membiarkan Yesus yang mengatur. Penolakan seperti ini adalah dosa. Pemarah
merupakan keluhan yang paling sering diantara suami dan istri, dan biasanya
dari gangguan kesenangan, kenyamanan salah satu pasangan terhadap lainnya.
Pemarah merupakan nature dosa untuk memaksakan cara sendiri. Natur dosa perlu
diturunkan dan dikalahkan!
Fakta ini tidak memberikan suami hak untuk tidak
kasih atau tidak baik saat istri dalam mood yang buruk. Dia tetap memerlukan
kata-kata simpati dan pengertian daripada kemarahan seperti “berhenti
berkelakuan kekanak-kanakan.” Tapi istri juga tidak bisa menyalahkan sifat
buruknya pada suami. Dia harus menerima tanggung jawab itu secara pribadi
dihadapan Tuhan. Dia harus menyebut itu sebagaiaman seharusnya—dosa. Kemudian
dia harus mengakui itu pada Tuhan dan meminta kuasa dan anugrah untuk
mengatasinya. Tuhan Yesus Kristus akan menghasilkan didalam dirinya kasih
karuniaNya dan kebaikan.
Harus diakui hidup seorang wanita bisa sulit. Beban mengurus rumah dan mengurus anak bisa menjadi rutinitas yang monoton. Dia terus
melakukannya, tapi tidak merasa berkontribusi sesuatu yang penting bagi hidup.
Pengurungan terus menerus dalam tembok dan celoteh anak kecil bisa
mengganggunya. Tapi jika dia mengijinkan prilaku itu berkepanjangan, akan
membawa kemurungan atas rumah tangga, dan setiap orang akan menderita. Suasana
gembira dalam rumah sangat bergantung pada istri. Jika dia menerima tanggung
jawabnya untuk menciptakan suasana yang baik dan menyerahkan dirinya pada Roh
yang ada dalam diri, Dia akan menghasilkan dari dirinya BuahNya; hidup akan
menjadi tantangan yang menarik daripada pekerjaan yang mengesalkan. Kadang
wanita terlibat dengan begitu banyak kegiatan luar sehingga mereka kehilangan
prioritas Alkitabnya. Tanggung jawab utama mereka adalah membuat suami dan
rumah mereka bahagia—dan ini perlu pemikiran serius, perencanaan yang seksama,
dan perhatian yagn tidak egois. Hasilnya akan berkelimpahan, dan kepuasan
pribadi akan sesuai dengan usaha.
Raja Lemuel menggambarkan seorang wanita luar biasa
dalam pasal terakhir kitab Amsal. Ini sangat baik untuk dibaca setiap istri
Kristen. Dia seorang wanita yang bertalenta. Sebenarnya dia bisa menolong dalam
pendapatan.
Istri tidak
salah mengejar karir jika itu tidak menggangu tanggung jawab keluarga. Menilai
dari semua yang dia lakukan bagi keluarganya, wanita ideal Amsal 31
merupakan seorang wanita yang rajin, disiplin mengatur waktunya dengan baik.
Tidak ada yang begitu mengganggunya. Dia bangun kalau masih malam dan
menyiapkan makan pagi buat keluarganya. Satu perkataan yang lebih penting dari
yang lainnya dalam bagian ini adalah prilakunya: “Dia senang bekerja dengan
tangannya.” Arti literalnya “dengan sukacita.” Kesenangan dan kepuasan
terdalamnya ditemukan dalam membuat keluarganya bahagia. Anda lihat, Tuhan
tidak hanya tertarik pada apa yang kita lakukan, tapi juga bagaimana kita
melakukannya. Prilaku kita penting bagiNya. Saat seorang istri Kristen berseru
pada Kristus, dia mampu menerima peran yang diberikan Tuhan dengan sukacita,
dan hati suaminya akan berseru “Amin” saat dia membaca kalimat, “Siapa mendapat
isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN!”
Perkataan peringatan harus diberikan kepada para
suami. Sangat mudah bicara tentang kesalahan pasangan kita daripada mencari
kasih karunia Tuhan untuk memperbaik kekurangan kita. Bab ini tidak ditulis
untuk para suami untuk menyalahkan istri mereka. Ini ditulis agar Roh Kudus
bisa mencerahkan istri Kristen tentang tugas mereka. Marilah setiap kita
menguji hidup kita sendiri dalam terang Firman; Roh Kudus akan melakukan
karyaNya dalam pasangan anda dengan caraNya!
Senin, 20 Januari 2014
Pertangung Jawaban Iman
Ada suatu penyakit yang menjangkiti jiwa manusia,
yaitu tidak bertanggung jawab—khususnya untuk kehidupan iman. Seseorang bisa
bertanggung jawab dalam banyak hal, tetapi ironisnya untuk kehidupan imannya,
ia tidak merasa perlu memiliki pertanggungjawaban.
Banyak orang yang berhasil
dalam berbagai aspek kehidupannya, tetapi kehidupan imannya gagal. Orang
seperti inilah yang dimaksud Tuhan Yesus dalam pernyataan-Nya: “Apa gunanya
seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Mat.16:26).
Paulus bersaksi bahwa ia tidak berlari tanpa tujuan
dan bukan petinju yang sembarangan saja memukul, supaya jangan sampai terjadi
sesudah berkhotbah mengajar orang, dia sendiri ditolak. Kata “ditolak” dalam
teks aslinya adalah ἀδόκιμος (adókimos) yang juga berarti “menjadi terbuang” ,
“tidak berharga secara moral”, “tidak lulus”. Untuk itu ia mengibaratkan
dirinya seperti seorang atlet yang berjuang sekeras mungkin dalam pertandingan.
Inilah yang dimaksud dengan pertanggung jawaban iman.
Orang yang bisa memperoleh segenap dunia adalah
orang-orang yang bertanggung jawab dalam hidup. Ia pasti rajin belajar di
sekolah, bekerja keras, berkarier dengan segenap hati dan memaksimalkan semua
potensi demi sebuah kesuksesan. Tetapi orang yang bertanggung jawab dalam kehidupan
umum belum tentu bertanggung jawab dalam kehidupan imannya. Sebaliknya, orang
yang bertanggung jawab dalam kehidupan imannya pasti bertanggung jawab dalam
kehidupan umumnya; jika tidak, berarti pertanggung jawaban imannya belum benar.
Pertanggungjawaban iman artinya menyaksikan kepada
dunia sekitarnya bahwa dirinya adalah anak Allah. Tentu bukan untuk pamer,
tetapi kehidupan iman yang benar akan menjadi kesaksian di dunia yang gelap
ini. Banyak orang Kristen merasa telah memenuhi pertanggungjawaban imannya
dengan pergi ke gereja seminggu sekali, membayar persepuluhan dengan setia.
Lebih lagi, kalau seseorang sudah menjadi aktivis jemaat, bahkan menjadipendeta,
Pasti Pandeta merasa telah memiliki pertanggung jawaban iman yang baik.
Tetapi pertanggung jawaban iman yang benar adalah
menjadi tidak serupa dengan dunia ini. Ini sangat penting, sebab dari sinilah
tampak apakah seseorang melangkah menuju kerajaan terang, atau kerajaan
kegelapan. Itu sudah terlihat jelas sejak masih hidup di dunia ini. Seorang yang
beriman harus memiliki cara hidup yang berbeda dengan mereka yang tidak beriman
kepada Yesus Kristus.
Pertanggung jawaban iman yang benar adalah menjadi
tidak serupa dengan dunia ini.
Sabtu, 11 Januari 2014
Paulus Dalam Alkitab
2 Petrus 3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya
[Paulus], apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam
surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang
tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi
kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan
tulisan-tulisan yang lain.
2 Petrus 3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya
[Paulus], apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam
surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang
tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi
kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan
tulisan-tulisan yang lain.
Contoh lain - Perumpamaan digunakan hampir di
seluruh firman yang diberitakan oleh Yesus kepada khalayak ramai:
Markus 4:33-34 banyak perumpamaan yang semacam itu
Ia [Yesus] memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka.
Dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada
murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Luke 8:10 Lalu Ia [Yesus] menjawab: "Kepadamu
diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada
orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun
memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti."
Alkitab mengandung banyak ayat-ayat yang mempunyai
makna rohani lebih dalam, dan ditulis sebagai perumpamaan dan kiasan.
Kesaksian-kesaksian dari Alkitab itu sendiri yang dari awal hingga akhir diisi
dengan pesan-pesan Yesus, Injil Keselamatan, dan bahwa banyak cerita Perjanjian
Lama sebenarnya merupakan perumpamaan historis yang secara simbolis mengarahkan
kita kepada Kristus:
Kisah Para Rasul 3:18 Tetapi dengan jalan demikian
Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Kisah ParaRasul 3:24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah
dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Yohanes 5:39 Kamu menyelidiki
Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang
kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku.
Ibrani 10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada
tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.
Lukas 24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak
percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus
menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Ketika kita mempelajari Alkitab, kita seharusnya
mencari Injil Kristus di semua tempat yang kita baca.
Ketika kita mulai melihat Kristus, maka kita dapat
mengetahui bahwa kita sedang memahami makna yang sesungguhnya dari sebuah ayat.
Seluruh Alkitab memuat makna rohani yang lebih dalam yang tersembunyi sebagai
perumpamaan dan kiasan dalam ayat-ayat yang nampak seperti pernyataan moral
atau historis yang sederhana. Setiap pernyataan historis dan moral dalam
Alkitab masih benar dan tepat adanya, tetapi kita dapat belajar lebih dalam
lagi dengan melihat pesan rohani simbolis dari ayat-ayat ini.
Yesus harus
menegur para pengikut-Nya, dan sama halnya dengan orang-orang Farisi yang
mencoba untuk memahami firman-Nya secara harfiah ketika Dia menyampaikannya
secara simbolis (dengan makna rohani yang lebih dalam). Beberapa contoh saja:
Matius 16:6-8 Yesus berkata kepada mereka:
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan
Saduki." Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain:
"Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti." Dan ketika Yesus
mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu
memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang
percaya!" Yohanes 4:11,13 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan,
Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh
air hidup itu?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia
akan haus lagi."
Yohanes 3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya:
"Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia
masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" (Dan dalam ayat
10, teguran Yesus): Yohanes 3:10 Jawab
Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal
itu?" Yohanes 11:11-13 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia
berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku
pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid
itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi
maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus
berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
Yohanes 6:51-53, 60-61,66 Akulah roti hidup yang
telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia. Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka
dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita
untuk dimakan." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya,
kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu."… Sesudah mendengar semuanya
itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras,
siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu,
bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka:
"Adakah perkataan itu mengguncangkan imanmu?"… Mulai dari waktu itu
banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Lukas 24:45-46 Lalu Ia membuka pikiran mereka,
sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis
demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari
yang ketiga." (Yesus di sini mengatakan bahwa Alkitab Perjanjian Lama
menulis bahwa Kristus harus dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Namun,
hal itu secara eksplisit tidak tertulis di manapun dalam Perjanjian Lama - hal
ini hanya dinyatakan sebagai kiasan dalam Yunus 1:17: “Maka atas penentuan
TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di
dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya”. Kristus menegaskan ayat
Perjanjian Lama ini yang menunjukkan bahwa ayat itu menjelaskan kebangkitan-Nya
dalam bentuk kiasan di Matius 12:40.
Dengan demikian, Kristus menunjukkan kepada kita bahwa untuk memahami
kisah Yunus dengan tepat, kita harus melihat apa yang diceritakannya kepada
kita tentang kebangkitan Kristus.)
Lukas 17:12,14-17 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah
sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh. Lalu Ia
memandang mereka, dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada
imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil
memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan
mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus
berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di
manakah yang sembilan orang itu?"
Dalam gambaran ini kita melihat salah satu indikasi
yang paling jelas tentang bagaimana kita harus memahami aspek rohani dari
Alkitab. Di sini, Kristus memerintahkan sepuluh orang kusta untuk
memperlihatkan diri mereka kepada imam-imam seperti yang diperintahkan oleh
hukum Perjanjian Lama. Ini merupakan rujukan pada hukum seremonial dalam Imamat14:2 yang berbunyi “Inilah yang harus menjadi hukum tentang orang yang sakit
kusta pada hari pentahirannya: ia harus dibawa kepada imam.”
Kristus menunjukkan kepada kita dalam tanggapan-Nya
terhadap penderita penyakit kusta yang satu ini bahwa perintah ini sebenarnya
untuk dipahami secara rohani, dan hal itu menunjukkan kita pada kedatangan Imam
Besar Agung (Ibrani 4:14) ketika kita diselamatkan. Yesus menegur sembilan
orang kusta lainnya yang mengikuti perintah Allah secara harfiah sementara
mengabaikan maksud rohani yang sesungguhnya dari perintah-Nya untuk pergi
memperlihatkan diri mereka kepada Kristus Imam Besar dan bersyukur.
Alkitab merupakan buku Rohani dan bukan hanya untuk
dibaca sebagai buku ajaran moral, atau sejarah, atau puisi, atau hikmat.
Fokusnya adalah pada kebutuhan terbesar umat manusia -Keselamatan. Yohanes 6:63
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Roma 7:14
Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging,
terjual di bawah kuasa dosa.
Jadi kita dapat merangkum kunci ajaran Allah tentang
bagaimana kita belajar dan memahami Alkitab:
Selalu berdoa sebelum mempelajari Alkitab, karena
hanya Allah Roh Kudus yang dapat membuka mata kita dan memberikan kita semua
pemahaman tentang Firman-Nya yang tak terbatas.
Tahu bahwa setiap pernyataan dalam Alkitab ditulis oleh
Allah dan sungguh benar adanya, oleh karena itu, pernyataan itu akan selaras
dengan setiap pernyataan lainnya. Jika terdapat kontradiksi yang nyata, itu
artinya kita belum memahami salah satu pernyataan tersebut dengan tepat
Kita menafsirkan Alkitab dengan Alkitab.
Alkitab
adalah kamus bagi dirinya sendiri dan mendefinisikan istilahnya sendiri. Ini
artinya bahwa saat kita membaca Alkitab, kita harus membuat catatan ketika kita
melihat ayat atau ide yang tampaknya terkait dengan ayat-ayat lainnya yang telah
kita baca. Mempelajari ayat-ayat ini secara bersama-sama dapat membantu kita
untuk memahami ayat-ayat itu dengan lebih baik, karena tiap ayat mungkin berisi
berbagai petunjuk untuk keseluruhan arti.
Implikasi lain adalah bahwa kita
tidak membuka kamus Yunani atau Ibrani untuk mencari arti dari sebuah kata
Alkitabiah, alih-alih kita harus melihat bagaimana kata Yunani atau Ibrani itu
digunakan oleh Allah di tempat lain dalam Alkitab. Ada alat bantu yang luar
biasa untuk membantu tugas ini seperti Strong’s Exhaustive Concordance atau
Young’s Analytical Concordance Seluruh Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru,
Berhubungan erat dengan ajaran keselamatan Allah, yang menunjuk pada
kebutuhan orang berdosa untuk mendapatkan keselamatan dari penghakiman yang
akan datang, penebusan dosa oleh Kristus lewat pengorbanan di atas Kayu Salib,
fakta bahwa keselamatan ini seluruhnya merupakan karya tunggal Allah, atau
kebenaran rohani yang terkait. Makna simbolik atau kiasan apapun akhirnya harus
mengarah ke Kristus dan Injil-Nya, dan harus konsisten dengan segala sesuatu
yang lainnya dalam Alkitab.
Perumpamaan dan kiasan tidak boleh dipaksakan
terlalu jauh... menjadi simbol dan bayangan dari kebenaran yang ditunjukkan
kepada kita, dan terkadang tidak bisa diterapkan untuk setiap aspek dari
kebenaran yang mendasarinya. Ini berarti bahwa perumpamaan dan kiasan
mengajarkan beberapa aspek materi muatan yang mereka tunjukkan, namun mungkin
tidak lengkap atau menyiratkan beberapa aspek lain yang tidak dapat diterapkan.
Di sinilah prinsip dalam butir No. 2 harus diterapkan - memastikan bahwa
kesimpulan yang dicapai konsisten dengan segala sesuatu yang lainnya dalam
Alkitab sehubungan dengan pokok bahasan itu.
Langganan:
Postingan (Atom)