2 Petrus 3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya
[Paulus], apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam
surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang
tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi
kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan
tulisan-tulisan yang lain.
2 Petrus 3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya
[Paulus], apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam
surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang
tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi
kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan
tulisan-tulisan yang lain.
Contoh lain - Perumpamaan digunakan hampir di
seluruh firman yang diberitakan oleh Yesus kepada khalayak ramai:
Markus 4:33-34 banyak perumpamaan yang semacam itu
Ia [Yesus] memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka.
Dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada
murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Luke 8:10 Lalu Ia [Yesus] menjawab: "Kepadamu
diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada
orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun
memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti."
Alkitab mengandung banyak ayat-ayat yang mempunyai
makna rohani lebih dalam, dan ditulis sebagai perumpamaan dan kiasan.
Kesaksian-kesaksian dari Alkitab itu sendiri yang dari awal hingga akhir diisi
dengan pesan-pesan Yesus, Injil Keselamatan, dan bahwa banyak cerita Perjanjian
Lama sebenarnya merupakan perumpamaan historis yang secara simbolis mengarahkan
kita kepada Kristus:
Kisah Para Rasul 3:18 Tetapi dengan jalan demikian
Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan
nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Kisah ParaRasul 3:24 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah
dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Yohanes 5:39 Kamu menyelidiki
Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang
kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku.
Ibrani 10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada
tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.
Lukas 24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak
percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus
menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia
menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab
Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Ketika kita mempelajari Alkitab, kita seharusnya
mencari Injil Kristus di semua tempat yang kita baca.
Ketika kita mulai melihat Kristus, maka kita dapat
mengetahui bahwa kita sedang memahami makna yang sesungguhnya dari sebuah ayat.
Seluruh Alkitab memuat makna rohani yang lebih dalam yang tersembunyi sebagai
perumpamaan dan kiasan dalam ayat-ayat yang nampak seperti pernyataan moral
atau historis yang sederhana. Setiap pernyataan historis dan moral dalam
Alkitab masih benar dan tepat adanya, tetapi kita dapat belajar lebih dalam
lagi dengan melihat pesan rohani simbolis dari ayat-ayat ini.
Yesus harus
menegur para pengikut-Nya, dan sama halnya dengan orang-orang Farisi yang
mencoba untuk memahami firman-Nya secara harfiah ketika Dia menyampaikannya
secara simbolis (dengan makna rohani yang lebih dalam). Beberapa contoh saja:
Matius 16:6-8 Yesus berkata kepada mereka:
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan
Saduki." Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang lain:
"Itu dikatakan-Nya karena kita tidak membawa roti." Dan ketika Yesus
mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: "Mengapa kamu
memperbincangkan soal tidak ada roti? Hai orang-orang yang kurang
percaya!" Yohanes 4:11,13 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan,
Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh
air hidup itu?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia
akan haus lagi."
Yohanes 3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya:
"Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia
masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" (Dan dalam ayat
10, teguran Yesus): Yohanes 3:10 Jawab
Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal
itu?" Yohanes 11:11-13 Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia
berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku
pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." Maka kata murid-murid
itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." Tetapi
maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus
berkata tentang tertidur dalam arti biasa.
Yohanes 6:51-53, 60-61,66 Akulah roti hidup yang
telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia. Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka
dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita
untuk dimakan." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya,
kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu."… Sesudah mendengar semuanya
itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras,
siapakah yang sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu,
bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka:
"Adakah perkataan itu mengguncangkan imanmu?"… Mulai dari waktu itu
banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Lukas 24:45-46 Lalu Ia membuka pikiran mereka,
sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis
demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari
yang ketiga." (Yesus di sini mengatakan bahwa Alkitab Perjanjian Lama
menulis bahwa Kristus harus dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Namun,
hal itu secara eksplisit tidak tertulis di manapun dalam Perjanjian Lama - hal
ini hanya dinyatakan sebagai kiasan dalam Yunus 1:17: “Maka atas penentuan
TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di
dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya”. Kristus menegaskan ayat
Perjanjian Lama ini yang menunjukkan bahwa ayat itu menjelaskan kebangkitan-Nya
dalam bentuk kiasan di Matius 12:40.
Dengan demikian, Kristus menunjukkan kepada kita bahwa untuk memahami
kisah Yunus dengan tepat, kita harus melihat apa yang diceritakannya kepada
kita tentang kebangkitan Kristus.)
Lukas 17:12,14-17 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah
sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh. Lalu Ia
memandang mereka, dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada
imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil
memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan
mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus
berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di
manakah yang sembilan orang itu?"
Dalam gambaran ini kita melihat salah satu indikasi
yang paling jelas tentang bagaimana kita harus memahami aspek rohani dari
Alkitab. Di sini, Kristus memerintahkan sepuluh orang kusta untuk
memperlihatkan diri mereka kepada imam-imam seperti yang diperintahkan oleh
hukum Perjanjian Lama. Ini merupakan rujukan pada hukum seremonial dalam Imamat14:2 yang berbunyi “Inilah yang harus menjadi hukum tentang orang yang sakit
kusta pada hari pentahirannya: ia harus dibawa kepada imam.”
Kristus menunjukkan kepada kita dalam tanggapan-Nya
terhadap penderita penyakit kusta yang satu ini bahwa perintah ini sebenarnya
untuk dipahami secara rohani, dan hal itu menunjukkan kita pada kedatangan Imam
Besar Agung (Ibrani 4:14) ketika kita diselamatkan. Yesus menegur sembilan
orang kusta lainnya yang mengikuti perintah Allah secara harfiah sementara
mengabaikan maksud rohani yang sesungguhnya dari perintah-Nya untuk pergi
memperlihatkan diri mereka kepada Kristus Imam Besar dan bersyukur.
Alkitab merupakan buku Rohani dan bukan hanya untuk
dibaca sebagai buku ajaran moral, atau sejarah, atau puisi, atau hikmat.
Fokusnya adalah pada kebutuhan terbesar umat manusia -Keselamatan. Yohanes 6:63
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Roma 7:14
Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging,
terjual di bawah kuasa dosa.
Jadi kita dapat merangkum kunci ajaran Allah tentang
bagaimana kita belajar dan memahami Alkitab:
Selalu berdoa sebelum mempelajari Alkitab, karena
hanya Allah Roh Kudus yang dapat membuka mata kita dan memberikan kita semua
pemahaman tentang Firman-Nya yang tak terbatas.
Tahu bahwa setiap pernyataan dalam Alkitab ditulis oleh
Allah dan sungguh benar adanya, oleh karena itu, pernyataan itu akan selaras
dengan setiap pernyataan lainnya. Jika terdapat kontradiksi yang nyata, itu
artinya kita belum memahami salah satu pernyataan tersebut dengan tepat
Kita menafsirkan Alkitab dengan Alkitab.
Alkitab
adalah kamus bagi dirinya sendiri dan mendefinisikan istilahnya sendiri. Ini
artinya bahwa saat kita membaca Alkitab, kita harus membuat catatan ketika kita
melihat ayat atau ide yang tampaknya terkait dengan ayat-ayat lainnya yang telah
kita baca. Mempelajari ayat-ayat ini secara bersama-sama dapat membantu kita
untuk memahami ayat-ayat itu dengan lebih baik, karena tiap ayat mungkin berisi
berbagai petunjuk untuk keseluruhan arti.
Implikasi lain adalah bahwa kita
tidak membuka kamus Yunani atau Ibrani untuk mencari arti dari sebuah kata
Alkitabiah, alih-alih kita harus melihat bagaimana kata Yunani atau Ibrani itu
digunakan oleh Allah di tempat lain dalam Alkitab. Ada alat bantu yang luar
biasa untuk membantu tugas ini seperti Strong’s Exhaustive Concordance atau
Young’s Analytical Concordance Seluruh Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru,
Berhubungan erat dengan ajaran keselamatan Allah, yang menunjuk pada
kebutuhan orang berdosa untuk mendapatkan keselamatan dari penghakiman yang
akan datang, penebusan dosa oleh Kristus lewat pengorbanan di atas Kayu Salib,
fakta bahwa keselamatan ini seluruhnya merupakan karya tunggal Allah, atau
kebenaran rohani yang terkait. Makna simbolik atau kiasan apapun akhirnya harus
mengarah ke Kristus dan Injil-Nya, dan harus konsisten dengan segala sesuatu
yang lainnya dalam Alkitab.
Perumpamaan dan kiasan tidak boleh dipaksakan
terlalu jauh... menjadi simbol dan bayangan dari kebenaran yang ditunjukkan
kepada kita, dan terkadang tidak bisa diterapkan untuk setiap aspek dari
kebenaran yang mendasarinya. Ini berarti bahwa perumpamaan dan kiasan
mengajarkan beberapa aspek materi muatan yang mereka tunjukkan, namun mungkin
tidak lengkap atau menyiratkan beberapa aspek lain yang tidak dapat diterapkan.
Di sinilah prinsip dalam butir No. 2 harus diterapkan - memastikan bahwa
kesimpulan yang dicapai konsisten dengan segala sesuatu yang lainnya dalam
Alkitab sehubungan dengan pokok bahasan itu.