Ada suatu penyakit yang menjangkiti jiwa manusia,
yaitu tidak bertanggung jawab—khususnya untuk kehidupan iman. Seseorang bisa
bertanggung jawab dalam banyak hal, tetapi ironisnya untuk kehidupan imannya,
ia tidak merasa perlu memiliki pertanggungjawaban.
Banyak orang yang berhasil
dalam berbagai aspek kehidupannya, tetapi kehidupan imannya gagal. Orang
seperti inilah yang dimaksud Tuhan Yesus dalam pernyataan-Nya: “Apa gunanya
seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Mat.16:26).
Paulus bersaksi bahwa ia tidak berlari tanpa tujuan
dan bukan petinju yang sembarangan saja memukul, supaya jangan sampai terjadi
sesudah berkhotbah mengajar orang, dia sendiri ditolak. Kata “ditolak” dalam
teks aslinya adalah ἀδόκιμος (adókimos) yang juga berarti “menjadi terbuang” ,
“tidak berharga secara moral”, “tidak lulus”. Untuk itu ia mengibaratkan
dirinya seperti seorang atlet yang berjuang sekeras mungkin dalam pertandingan.
Inilah yang dimaksud dengan pertanggung jawaban iman.
Orang yang bisa memperoleh segenap dunia adalah
orang-orang yang bertanggung jawab dalam hidup. Ia pasti rajin belajar di
sekolah, bekerja keras, berkarier dengan segenap hati dan memaksimalkan semua
potensi demi sebuah kesuksesan. Tetapi orang yang bertanggung jawab dalam kehidupan
umum belum tentu bertanggung jawab dalam kehidupan imannya. Sebaliknya, orang
yang bertanggung jawab dalam kehidupan imannya pasti bertanggung jawab dalam
kehidupan umumnya; jika tidak, berarti pertanggung jawaban imannya belum benar.
Pertanggungjawaban iman artinya menyaksikan kepada
dunia sekitarnya bahwa dirinya adalah anak Allah. Tentu bukan untuk pamer,
tetapi kehidupan iman yang benar akan menjadi kesaksian di dunia yang gelap
ini. Banyak orang Kristen merasa telah memenuhi pertanggungjawaban imannya
dengan pergi ke gereja seminggu sekali, membayar persepuluhan dengan setia.
Lebih lagi, kalau seseorang sudah menjadi aktivis jemaat, bahkan menjadipendeta,
Pasti Pandeta merasa telah memiliki pertanggung jawaban iman yang baik.
Tetapi pertanggung jawaban iman yang benar adalah
menjadi tidak serupa dengan dunia ini. Ini sangat penting, sebab dari sinilah
tampak apakah seseorang melangkah menuju kerajaan terang, atau kerajaan
kegelapan. Itu sudah terlihat jelas sejak masih hidup di dunia ini. Seorang yang
beriman harus memiliki cara hidup yang berbeda dengan mereka yang tidak beriman
kepada Yesus Kristus.
Pertanggung jawaban iman yang benar adalah menjadi
tidak serupa dengan dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar